Jumat, 28 Mei 2010

Fenomena Anak Indigo, Tanda-tanda Kiamat ?

Fenomena anak indigo yang mempunyai kemapuan lebih dari pada anak yang normal seperti Boris yang mengaku berasal planet mars, Fatih yang dipercaya mampu menyembuhkan berbagai penyakit dengan meminum air celupan telunjuknya atau Ponari yang menghebohkan itu. Istilah indigo berasal dari bahasa Spanyol yang berarti nila. Warna ini merupakan kombinasi warna biru dengan ungu. Warna-warna tersebut diidentifikasi lewat cakra di tubuh.Anak indigo ini bisa melihat sesuatu yg tidak dilihat orang lain,bisa merasakan sesuatu yang tidak dirasakan orang lain yang biasa disebut mempunyai indera keenam atau bahkan ketujuh. Namun ada sementara orang memandang bahwa fenomena munculnya anak2 indigo di Indonesia sebagai sesuatu pertanda buruk bagi bangsa ini karena berasal dari keturunan yang masih memberlakukan sirik, misalnya menyimpan keris yang dianggap memberi berkah atau memelihara benda pusaka lainnya yang dipercaya bertuah. Atau juga karena keturunan dari orang2 yang selama hidupnya penuh kemusyrikan dan diikuti jin yang pada akhirnya mengikuti anak ketrunannya. Pandangan terhadap anak indigo itu adalah salah satu cara Iblis, syetan, jin dan teman2nya untuk menjerumuskan keneraka . Karena akhirnya manusia lebih percaya kepada mereka yang dapat meramal masa depan, percaya kepada benda yang dianggap berkhasiat menghilang penyakit dikuar akal sehat.
Indigo memang menjadi fenomenal lantaran isu marginal, hanya sedikit yang paham betul tentangnya. Banyak diagnosis yang keliru terhadapnya. Dalam perspektif ilmu yoga, menurut Dr. Tubagus Erwin Kusuma, anak indigo mengalami kekurangan cakra warna kuning di bagian ulu hatinya. Warna kuning dalam aura terkait dengan pergerakan manusia. Lantaran kekurangan warna kuning, anak indigo umumnya kurang bergerak atau sebaliknya terlalu aktif bergerak hingga sering diduga mengalami gangguan ADHD (attention deficit hyperactivity Disorder), ADD (Attention Deficit Disorder), atau bahkan autis. Pernah saya lakukan survey terhadap asal usul anak sekolah Autis yang pernah saya selenggarakan, sulit untuk dikatakan berasal dari golongan sosial masyarakat tertentu. Namun dari penyebab kurangnya warna ungu ulu hati yang mempengaruhi pergerakan sebagaimana menurut dr Tubagus Erwin Kusuma tersebut kemungkinan tersebut disebabkan oleh faktor makanan yang dikomsumsi. Dari kasus yang saya temukan, anak indigo yang cenderung autis banyak dijumpai dalam kehidupan perkebunan yang menggunakan insektisida secara intensif. Namun apakah asumsi ini cukup akurat, belum dapat dikuatkan karena tidak dilakukan penelitian.
Mungkin bagi orang lain, apa yang saya pernah lakukan adalah sebuah perbuatan yang kurang kerjaan karena dianggap membuang uang yang tidak ada manfaatnya. Sebagai orang yang merasa lebih “beruntung” saya menyisihkan sejumlah dana kecil untuk membiayai sekolah autis dengan maksud mempelopori penelitian anak indigo tersebut. Ketertarikan saya tersebut didorong rasa penasaran apa yang menyebabkan diri saya dapat melihat mahluk halus, kemampuan itu hilang ketika saya sudah mengerti bahwa apa yang saya lihat bukanlah manusia, dan timbul rasa takut luar biasa.
Pendapat yang mengatakan bahwa anak indigo karena mempunyai indera keenam adalah anak yang dipengaruhi oleh Jin, syeitan atau iblis yang membawa kita kelubang neraka saya pandang sebagai sikap yang menjustifikasi. Yang saya alami justru sebaliknya, mereka bangsa Jin itu justru memberikan kepada saya cara pandang yang sangat moderat dan masuk akal bahkan lebih manusiawi. Kadang saya dianggap telah sesat oleh lingkungan saya dan untuk mengubah pandang saya ajak banyak orang untuk berkomunikasi secara beramai2. Saya ambil contoh langsung, saya minta bangsa Jin itu melalui mediator agar menjelaskan kepada saya apa yang dilakukan oleh salah satu pegawai saya. Reaksi pegawai saya adalah rasa takut karena bangsa Jin itu mampu menjelaskan apa yang dilakukan oleh pegawai saya itu secara detail. Dilain waktu saya minta bangsa Jin itu menceritakan masa kecil saya, sangat tepat, saya sebagai anak nakal dengan tingkah polahnya.
Logikanya, kita mampu meramal dengan bantuan bangsa Jin itu. Misalnya meramalkan bencana gempa, mungkin saja bangsa Jin yang dapat masuk dalam alam multi dimensi itu mampu melihat retakan lempengan bumi, olah pikir akan memperkirakan retakan itu terus menjalar dan akan runtuh karena adanya rongga. Komunikasi dengan bahasa batin antara bangsa Jin dengan manusia adalah sebagai data untuk dianalisa oleh otak manusia menjadi sebuah kemungkinan yang akan terjadi. Dikatakan ramalan karena hanya Tuhan yang dapat menentukan masa depan, itu yang harus diyakini.
Anak indigo akan menjadi introvert atau nyleneh karena cara pandang yang salah, disanjung karena dianggap hebat seperti fatih atau ponari yang dipercaya mampu menggantikan peran dokter atau dianggap aneh karena tidak seperti anak lainnya. Anak Indigo seperti dewasa belum waktunya, mempunyai pengetahuan lebih dari anak seusianya karena kita tidak faham cara belajarnya. Kebesaran Tuhan yang tidak bisa diterima oleh nalar, mestinya anak Indigo itu diterima sebagai kebesaran Tuhan, bukan dicurigai sebagai penganut setan.
Annisa, menerbitkan buku dalam usia 9 tahun itu, menjadi luar biasa karena sangat fasih berbahasa Inggris seperti yang kita saksikan tentang kisahnya di media televisi. Tidak ada yang membimbingnya, bahkan orang tuanya tidak mempunyai kemampuan berbahasa Ingris secara baik. Dalam ajaran islam bahwa tidak diciptakan manusia dan jin kecuali menyembahnya, adalah keyakinan bangsa jin itu juga mahluk ciptaan Tuhan. Sama seperti manusia, bangsa jin mempunyai tatanan sosial dan menggunakan bahasa seperti bahasa manusia. Artinya kemampuan Anissa berbahasa Ingris dan ilmu lainnya itu adalah sebagai kebesaran Tuhan adanya hubungan dua mahluk ciptaannya, ambil positive, Anissa mempunyai kemampuan lebih karena kehendakNya.
Sebuah pandangan tentang anak Indigo yang dicurigai dipengaruhi syeitan, dikaitkan pula dengan akhir zaman tidaklah salah karena manusia memiliki kebesan berfikir. Demikian juga ilmuwan yang meneliti anak Indigo juga patut kita apresiasi untuk kemajuan ilmu pengetahuan. Tergantung kepada kita cara berfikirnya, cara berpikir akan menentukan kemajuan kita sebagai sebuah bangsa.


Sumber (http://kesehatan.kompasiana.com/2010/05/26/fenomena-anak-indigo/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar