Kamis, 27 Mei 2010

Asperger: Gangguan Anak Antisosial

Jakarta, Autisme seakan-akan jadi momok menakutkan bagi banyak orang tua. Tidak heran, karena jumlah angka penderitanya di seluruh dunia terus meningkat, termasuk di Indonesia. Meskipun belum ada angka pasti yang menyebutkan penderita autis di Indonesia.
Nyatanya tidak hanya penderitanya saja yang bertambah, kini varian autisme juga semakin banyak diketahui. Sindrom asperger merupakan salah satu varian autisme yang lebih ringan dibandingkan kasus autisme klasik.
Gangguan Asperger berasal dari nama Hans Asperger, seorang dokter spesialis anak asal kota Wina, Austria. Pada tahun 1940, Asperger ialah orang pertama yang menggambarkan pola perilaku khusus pada pasien-pasiennya, terutama pasien laki-laki.
Asperger memperhatikan, meskipun anak laki-laki tersebut memiliki tingkat intelegensia yang normal serta kemampuan bahasa yang baik, namun mereka memiliki kekurangan dalam kemampuan bersosialisasi. Umumnya mereka tidak mampu berkomunikasi secara efektif serta kemampuan koordinasi yang kurang baik.
Sindrom asperger banyak disebut sebagai varian dari autisme yang lebih ringan. Para ahli mengatakan, pada penderita sindrom asperger memiliki kondisi struktural otak secara keseluruhan lebih baik dibandingkan pada penderita autisme.
Menurut Clinical Assistant Professor of Pediatrics Jefferson Medical College Philadelphia, Susan B. Stine, MD karakter dari anak-anak yang mengalami sindrom asperger ialah kurangnya kemampuan berinteraksi sosial, pola bicara yang tidak biasa dan tingkah laku khusus lainnya.
Kemudian, anak-anak dengan sindrom asperger biasanya sangat sulit untuk menampilkan ekspresi di wajahnya serta sulit untuk membaca bahasa tubuh pada orang lain.
“Mereka kemungkinan juga merasa nyaman dengan rutinitas tertentu yang harus dilakukan setiap hari serta sensitif terhadap stimulasi sensori tertentu, misalnya mereka akan tertanggu oleh nyala lampu redup yang mungkin tidak diperhatikan oleh orang lain. Bisa saja mereka menutup kuping agar tidak dapat mendengarkan suara di sekitarnya atau mereka mungkin lebih memilih pakaian dari bahan-bahan tertentu saja,” jelas Stine.
Selain itu, tambah Stine, ciri dari anak yang mengalami sindrom asperger adalah terlambatnya kemampuan motorik, ceroboh, minat yang terbatas dan perhatian berlebihan terhadap kegiatan tertentu.



Sumber (www.ilmupsikologi.com/?p=231&cpage=1)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar